Menkeu: Nilai Hunian di Sekitar Rute MRT Akan Meningkat

Menkeu RI, Sri Mulyani Indrawati. Dok: CDN

JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menilai keberadaan kereta massal mass rapid transit atau moda raya terpadu (MRT) di DKI Jakarta, akan mengubah peta properti komersial di Ibu Kota. Usai menguji coba kereta MRT Jakarta dari Bundaran Hotel Indonesia ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Sri Mulyani mengatakan nilai tawar hunian di sekitar rute MRT akan meningkat.

Sasaran tempat tinggal pun kini tidak hanya fokus di tengah kota, karena MRT menawarkan akses transportasi yang cepat dan nyaman, dengan tarif cukup terjangkau hingga ke pinggiran kota.

Pemerintah Provinsi DKI sudah mengusulkan tarif MRT rute Bundaran HI ke Lebak Bulus sebesar Rp10 ribu per penumpang.

“Orang tidak perlu beli apartemen di tengah kota atau tinggal di tengah kota. Dia bisa tinggal di Lebak Bulus, yang dengan waktu tempuh 30 menit tanpa macet sampai ke kawasan Sudirman,” kata dia, Rabu (6/4/2019).

Selain itu, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga meyakini, kegiatan ekonomi dan nilai properti di sekitar stasiun MRT akan meningkat.

Potensi ini, kata Sri Mulyani, juga telah disadari sejumlah perusahaan yang berlokasi di sekitar stasiun MRT. Di fase I, kereta MRT akan melewati 13 stasiun.

“Perusahaan-perusahaan swasta sudah meminta supaya stasiun MRT itu diberi nama perusahaannya. Itu berarti menimbulkan penerimaan,” katanya.

Ia juga mengatakan, di masing-masing stasiun akan ada properti komersial yang sudah mulai disewa oleh perusahaan-perusahaan.

Menurut dia, pihaknya memang belum menghitung nilai tambah properti setelah proyek MRT Bundaran HI-Lebak Bulus yang merupakan fase I, selesai.

Namun, setelah kereta itu beroperasi, dirinya akan meminta operator MRT bersama Kemenkeu menghitung taksiran dampak ekonomi yang dihasilkan.

Lihat juga...