MJO Picu Cuaca Ekstrem di Yogyakarta

Ilustrasi citra pergerakan angin di udara - Dok CDN

YOGYAKARTA – Fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) atau fenomena gelombang atmosfer tropis berpotensi memicu cuaca ekstrem di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di daerah tersebut selama Maret 2019. “Gelombang atmosfer tropis (MJO) yang saat ini terpantau sedang aktif berada di wilayah Indonesia semakin memperkuat terjadinya hujan di wilayah DIY,” kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono, Sabtu (9/3/2019).

Ia mengatakan, curah hujan di DIY saat ini rata-rata mencapai 20 hingga 60 mm per hari. Kondisi tersebut, masuk dengan katagori sedang hingga lebat. Potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang, diprediksi akan berlangsung hingga beberapa hari mendatang. “Sebagian besar wilayah DIY masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. Hujan umumnya terjadi terutama di siang, sore serta malam hari,” jelasnya.

Selain MJO, cuaca ekstrem di DIY juga ikut dipengaruhi keberadaan belokan angin, akibat tekanan udara rendah di sebelah Selatan Jawa (Samudera Hindia), Barat Daya Jawa, dan sekitar Australia. Belokan angin itu menyebabkan terjadinya proses kenaikan massa udara, yang berdampak pada pembentukan awan-awan hujan di wilayah Yogyakarta.

“Hal ini juga didukung dengan penguapan yang cukup tinggi di perairan Selatan Jawa, mengingat suhu permukaan laut di Utara dan Selatan Jawa cukup hangat dengan suhu berkisar 30 derajat Celcius sehingga memberikan pemasokan uap air yang besar bagi pertumbuhan awan-awan hujan,” tambah Djoko.

Lihat juga...