Pengembangan Pariwisata Mandeh Diharapkan Menunjang Pertumbuhan Wisatawan

Editor: Satmoko Budi Santoso

PESISIR SELATAN – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bukit Ameh yang berlokasi di Kawasan Wisata Mandeh, Kecamatan Koto XI Tausan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terus dimatangkan.

Kini telah ada investor yang serius untuk mengembangkan kawasan itu dengan nilai investasi mencapai Rp 2 triliun.

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, menyampaikan, Kawasan Wisata Mandeh memiliki potensi besar di sektor pariwisata.

Hal ini membuat pemilik modal atau investor sangat berminat untuk menanamkan investasinya di Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh tersebut. Investor yang berminat itu PT. Poa Agro Industri, group PT. Dempo.

“Rencana pengembangan KEK Bukit Ameh tersebut, sudah dimulai sejak tahun 2017. Secara bertahap proses pengembangannya terus dilakukan, termasuk juga konsultasi publik untuk Amdal dan tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW),” katanya, Senin (4/3/2019).

Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, bertemu dengan masyarakat saat kunjungan kerja daerah/Foto: M. Noli Hendra

Dijelaskannya, bahwa sesuai Undang-undang (UU) Nomor 39 tahun 2009, KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategis. Keberadaannya berfungsi menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Hendrajoni menyebutkan, Mandeh dinilai salah satu kawasan yang cocok dikembangkan menjadi KEK pariwisata dengan luas sebagaimana dipersyaratkan 400 hektare. Kini dari luas 400 hektare itu, 200 hektare di antaranya merupakan lahan milik nagari.

Lihat juga...