Penyakit Akibatkan Kerugian Pembudidaya Udang Windu dan Vaname
Editor: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sejumlah pemilik usaha tambak udang windu (Penaeus monodon) sistem tradisional di Lampung Selatan (Lamsel) mengalami kerugian akibat penyakit white spot syndrom (WSS) atau virus bintik putih.
Luah, salah satu pemilik lahan tambak satu petak dengan luas dua hektare menyebut, penyakit WSS mengakibatkan udang usia tiga bulan miliknya mengalami penurunan hasil panen. Penyakit virus bintik putih diakuinya berimbas sebagian besar udang miliknya tidak bisa dipanen karena mati.
Udang windu atau giant tiger disebutnya mulai terkena virus white spot syndrom menyerang akibat mengalami stres. Stres pada udang windu diduga terjadi karena sirkulasi air pada tambak kurang teratur pascapanas melanda, selanjutnya turun hujan di wilayah tersebut.
Temperatur air pada lahan tambak mengakibatkan udang mengalami penyakit bintik putih. Pada proses awal organ yang terkena penyakit adalah lambung, insang berimbas udang tidak memiliki nafsu makan.
Penyakit WSS diakui Luah, membuat ia segera melakukan proses pengurasan pada lahan tambak. Pengurasan bertujuan untuk menyelamatkan sejumlah udang windu yang belum terkena penyakit WSS.
Sesudah dilakukan proses pengurasan air tambak, proses pemanenan bisa dilakukan.
Pada kondisi normal ia menyebut, pada petak seluas dua hektare dengan tebaran benur sekitar 29.000 bisa dipanen sekitar 400 kilogram atau 4 kuintal. Namun akibat penyakit WSS hasil panen berkurang sangat besar.