Peran Pak Harto dalam Mengamalkan Ideologi Pancasila

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Fakta sejarah Jenderal Soeharto memegang peran penting dalam menggagalkan Pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).

Demikian disampaikan mantan Wakil Kepala Staf TNI Letjen (purn) Sayidiman Suryohadiprojo pada seminar nasional 53 Tahun Supersemar 1966 “Kepemimpinan Nasional dalam Perspektif Pancasila” di Gedung Granadi, Kuningan, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

“Sebagai seorang Perwira TNI, Pak Harto menunjukkan kesetiaan penuh kepada Sapta Marga. Yang dalam marga ke satu dan kedua menetapkan tanggung jawab TNI dan setiap anggota untuk menjaga tetap tegaknya Pancasila sebagai Ideologi Negara RI,” tegas Sayidiman, saat menjadi pembicara seminar tersebut.

Menurutnya, pemberontakan G30S PKI, adalah satu usaha kaum komunis untuk merebut kekuasaan di Indonesia dan menghentikan kelangsungan ideologi Pancasila.

Maka, jelas dia, pada hari pertama adanya pemberontakan, yaitu 1 Oktober 1965, Pak Harto sebagai Panglima Kostrad berhasil merebut inisiatif dari pimpinan pemberontakan dengan menguasai Lapangan Merdeka dengan fasilitas strategis di sekitarnya. Khususnya Gedung RRI sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas.

Kemudian dilanjutkan dengan ofensif berupa penguasaan Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma sebagai pusat aksi kaum pemberontak.

“Dengan bantuan Allah SWT terjadi perkembangan pada tanggal 11 Maret 1966 yang menjadi akhir dari tetap diakuinya PKI sebagai satu organisasi legal oleh Presiden Sukarno,” ujarnya.

Pada 11 Maret 1966 terjadi Sidang Kabinet yang ditinggalkan Presiden Sukarno secara tergesa-gesa. Kemudian berangkatnya tiga Perwira Tinggi TNl-AD menyusul Presiden ke Bogor dengan membawa pesan Pak Harto. Bahwa TNI AD mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan apabila diberi surat kuasa oleh Presiden.

Lihat juga...