Ribuan Warga Pekanbaru Menderita TB Paru
PEKANBARU – Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru menemukan 4.372 warga yang menderita penyakit Tubercolusis (TB) Paru.
Temuan penderita TB paru itu, mencapai 92 persen dari sasaran Kementerian Kesehatan. “Saat ini, keberhasilan pengobatan pasien TB di daerah tersebut mencapai 90,5 persen,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Riau, Maisel Fidayesi, Jumat (29/3/2019).
Temuan penderita dan keberhasilan pengobatan, dilakukan dengan inovasi penjaringan kasus dengan metode Sirda atau penyisiran data rekam medis. Upayanya dilakukan dengan mendapatkan rekam medis penderita TB Paru dengan jemput bola di rumah sakit, puskesmas dan klinik.
Selain itu juga dilakukan investigasi kontak TB Paru, penemuan aktif di tempat khusus LAPAS dan Rutan, serta pesantren, dan populasi kunci. “Sebelum penyisiran, tercatat hanya sebanyak 2.945 kasus, atau terjadi penambahan 1.418 kasus lagi. Sehingga menjadi 4.372 kasus,” tandasnya.
Terobosan tersebut, melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dan dimaksudkan agar eleminasi TBC dapat tercapai di Indonesia sebelum 2030. Dibutuhkan komitmen multi sektor, dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB Paru.
Oleh karena itu, setiap orang perlu memeriksakan diri secara dini, bila menunjukkan gejala terinveksi TB. Hal itu dibutuhkan, agar dapat segera diobati sampai sembuh. “Sebab jika seorang bapak dalam satu keluarga menderita TB paru, berpotensi menularkan ke-10 orang di sekitarnya. Penularan penyakit itu sangat mudah terjadi lewat perantara udara,” katanya.
Dinkes Kota Pekanbaru, menggencarkan gerakan temukan tuberkoulosis dan obati sampai sembuh. Oleh karena itu, perlu diketahui gejala utama TB paru, yaitu selama tiga pekan batuk berdahak secara terus menerus, berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.