TAGANA-TNI dan Relawan Tata Kawasan Pantai Mangrove
Editor: Koko Triarko
Penataan kawasan pantai mangrove di wilayah Desa Bandaragung, sebut Hasran Hadi, terintegrasi dengan kampung siaga bencana yang sudah dibentuk.
Menurutnya, kampung siaga bencana menjadi cara untuk mengurangi risiko bencana di kawasan pesisir pantai. Pelatihan dan sosialisasi penanganan bencana lengkap dengan peralatan kesiapsiagaan bencana, telah diberikan di wilayah Bandaragung.
Pencegahan penyebab bencana, salah satunya dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga mangrove.
Guntur, petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, menyebut pengelolaan mangrove menjadi kegiatan positif yang harus dilakukan.
Sebab, salah satu kawasan ekosistem mangrove di Lamsel berada di kecamatan Sragi. Mangrove menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan, terutama untuk kerusakan di sekitar pesisir pantai.
Penataan tanaman mangrove di kawasan pantai juga berpotensi menjadikan suasana pantai lebih indah, sehingga bisa menjadi objek wisata.
Secara lebih luas, kata Guntur, menjaga mangrove di kawasan pesisir bisa menjaga kualitas air dan udara. Nelayan budi daya tambak udang yang memanfaatkan air dari saluran air, akan mendapatkan air bersih dari areal tanaman mangrove.
Tanaman mangrove juga ikut membantu masyarakat di kawasan pesisir mendapatkan iklim dan cuaca yang baik, karena tanaman bakau menyerap polusi yang dikeluarkan oleh kendaraan maupun kapal laut.
“Bentang alam pantai timur yang berlumpur sangat cocok untuk tumbuhnya mangrove, sehingga harus dikembangkan serta dijaga,” terang Guntur.
Kesadaran untuk menjaga hutan mangrove kawasan pesisir timur Lamsel, diakui Guntur juga terus meningkat. Dukungan dari pemerintah akan dilakukan dengan memberikan bibit mangrove untuk ditanam.