Tutut Soeharto Ajak Nelayan Tingkatkan Nilai Jual Kulit Ikan
Editor: Koko Triarko
SEMARANG – Untuk memajukan kesejahteraan warga kampung nelayan Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah, Partai Berkarya menawarkan program penyamakan kulit ikan untuk dibuat kerajinan tangan bernilai tinggi.
Dalam dialog interaktif dengan warga dan nelayan, putri Presdien Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana bertanya tentang hasil ikan. “Hasil tangkap ikan bagus, nggak? Bagaimana pemasarannya, juga limbahnya dibuang ke mana?,” tanyanya.
Kompak, para nelayan yang duduk di tenda menjawab sambil berteriak kencang. “Hasilnya bagus, Bu. Pemasarannya, juga”.
Mendengar jawaban itu, Putri Cendana yang karib disapa Tutut Soeharto pun mengucap syukur. Namun ia kembali bertanya, bagaimana kegiatan ibu-ibunya di saat suaminya melaut. “Ibu-ibunya, apakah kerja di tambak?,” tanya putri sulung Presiden Soeharto ini.

Sarofah, seorang warga Tambak Lorok, mengatakan, kalau ibu-ibunya ada yang bekerja di pelabuhan, sedangkan anak mudanya kerja di garmen. Ada pun anak laki-laki menjadi nelayan.
“Nah, kalau saya ini bakul bakso (pedagang bakso),” ujarnya.
Tutut Soeharto mengatakan, kedatangan dirinya bersama rombongan ke Tambak Lorok, untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan.
Pada kesempatan itu, Tutut Soeharto memperkenalkan ahli peternakan dan pertanian lulusan IPB, yaitu, Sri Wahyuni yang merupakan Pengelola Saung Berkarya.
“Ibu Sri ini bisa bantu kasih ibu-ibu pekerjaan yang ringan, tapi bermanfaat bagi masyarakat Tambak Lorok, dan lingkungannya. Yaitu, kerajinan dari kulit ikan,” ujarnya.