Umat Katolik di Bakauheni Mulai Masa Prapaskah

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Ratusan umat Katolik di Unit Pastoral Bakauheni, Lampung Selatan, Keuskupan Tanjung Karang, memulai masa Prapaskah dengan perayaan ibadah Rabu Abu. Perayaan Rabu Abu (Ash Wednesday) menjadi awal masa pantang dan puasa bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Pastor Wolfram Safari, Pr., selaku pemimpin perayaan Rabu Abu, menyebut masa Prapaskah yang didahului dengan penandaan abu berbentuk salib di dahi menandakan agar umat Katolik di wilayah gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus bisa memasuki masa pertobatan.

Masa pertobatan yang dimulai selama 40 hari sebelum perayaan Paskah tersebut, menjadi perenungan bagi umat Katolik untuk kembali bersih. Tanda abu menjadi pengingat, bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.

Pada homili atau kotbahnya, Pastor Wolfram Safari,Pr mengingatkan akan perumpamaan yang menjadi ajaran Yesus pada Injil Matius 7:17 tentang Pohon yang baik dan pohon yang buruk.

Ia menyebut, perumpamaan Yesus tersebut memperlihatkan, bahwa setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah tidak baik.

Melalui masa Prapaskah, katanya, umat Katolik diajak untuk memperbaiki sifat dan karakter,kepribadian. Layaknya sebuah pohon manusia bisa menurunkan sifat baik atau buruk.

Semua sifat disebutnya tergantung pada kepribadian masing-masing, sehingga manusia akan kembali jatuh ke dalam dosa, jika tidak mau menyadarinya.

“Kelemahan pada diri manusia disimbolkan dengan abu yang ditandai menggunakan tanda salib, sehingga sebagai tanda kelemahan, pribadi yang angkuh sekaligus pribadi yang tidak mau berubah, umat Katolik diberi kesempatan berubah,” terang Pastor Wolfram Safari, Pr. dalam homili saat perayaan Rabu Abu di gereja Santo Petrus dan Paulus Penengahan, Lamsel, Rabu (6/3/2019) petang.

Lihat juga...