Warga Pesisir Selatan Masih Berperilaku BABS
Editor: Mahadeva
“Ini yang patut dibenahi. Bagaimana, mengubah prilaku masyarakat agar buang air besar tidak sembarang tempat. Tidak hanya mereka yang berada dipedesaan saja. Namun, di Kota besar. Karena dengan mereka buang air besar sembarangan akan berdampak buruk kepada kesehatannya. Tidak sekarang, namun kedepannya,” tuturnya.
Setiap rumah mesti memiliki jamban yang sehat, dan tertutup. Sehingga penyakit yang dapat tersebar melalui kotoran dapat terminimalisir. “Kita contohkan, penyakit lanjutan bisa salah satunya diare, bahkan ditahun 90-an diare itu menjadi penyakit yang membunuh. Apalagi, sekarang ini, gaya hidup masyarakat terutama anak muda yang cenderung lebih suka makanan cepat saji, dan tidak terbiasa lagi makan buah-buahan serta sayuran sehingga akan berakibat pada sumber penyakit,” ungkapnya.
Program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) di Pesisir Selatan adalah pembuatan jamban. Hal itu untuk membantu mengubah kebiasaan buruk masyarakat tersebut. “Untuk itu mewujudkan mencapai 100 persen stop buang air besar sembarangan di Sumatera Barat, diperlukan komitmen yang kuat, tidak hanya pemerintah daerah, namun dukungan instansi terkait,” tandasnya.
Berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)- Smart, di Sumatera Barat masih ada 22,27 persen atau sebanyak 1.198.588 jiwa, melakukan BABS. Perilaku masyarakat melakukan BABS itu dapat dilakukan dimana saja seperti kolam, saluran irigasi, sungai, bahkan di pekarangan rumah.