Ali menilai, carut marut distribusi logistik saat ini tidak lepas dari kinerja KPU Kota Bekasi yang kerap menggampangkan persoalan.
“Kadang kawan KPU bandel juga. Sudah kita perintahkan nggak dijalankan. Misalnya soal petugas sortir-lipat (sorlip), kan 300 orang. Kita minta ditambah 2 kali lipat nggak dijalankan juga. Dari awal sudah kita ingatkan, petugas sorlip ini kurang,” paparnya.
Pantauan di lapangan, hingga pukul 11.05 WIB, salah satu TPS di Kelurahan Duren Jaya Kota Bekasi, belum melaksanakan pencoblosan. Hal tersebut karena tidak tersedianya surat suara. Setelah menunggu lama pencoblosan dilaksanakan tetapi tanpa ada kertas suara untuk DPD RI.
Sedangkan di Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, hampir semua TPS di wilayah setempat kotak suara untuk presiden tidak tersedia. Hal tersebut sempat mendapat protes warga. Karena hingga pukul 09.00 WIB panitia di TPS baru menandatangani kertas suara.
“Ini kacau KPU, hampir semua TPS di kelurahan Aren Jaya kekurangan kotak suara untuk presiden. Awalnya, saya kira hanya tiga TPS saja yang kurang, ternyata hampir merata di kelurahan ini kurang kotak suara,” ujar Handi (35) warga setempat.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Bekasi, Nurul Sumarheni, tidak menampik bahwa distribusi logistik pemilu memang masih bermasalah. Namun ia menyebut, saat ini proses pencoblosan telah berlangsung kondusif.
“Sudah kondusif, walaupun banyak masalah juga di lapangan. Iya, bisa seperti itu pemilu susulan, jika direkomendasikan,” ujarnya singkat.