Begini Dampak Operasional Jalan Tol Sumatera bagi Sejumlah Sektor
Editor: Satmoko Budi Santoso
Yadi mengungkapkan, kerja sama warung makan dengan pemilik usaha ekspedisi sudah dijalin selama bertahun tahun. Kondisi tersebut berimbas sejumlah pelaku jasa ekspedisi masih tetap melintas di Jalinpantim.
Pelaku usaha tersebut diantaranya usaha ekspedisi hasil pertambakan udang, hasil nelayan tangkap serta hasil pertanian. Pengendara disebutnya memilih tetap melintas di Jalinpantim karena jalur tersebut relatif lebih dekat dibanding melalui jalan tol.
Selain bagi pemilik usaha rumah makan, beralihnya kendaraan melintas di JTTS juga berdampak bagi jasa penarikan dan penyetoran uang. Sejumlah pengendara ekspedisi diakuinya kerap memanfaatkan jasa penarikan uang yang marak berada di Jalinpantim melalui ATM Mini Brilink.
Keberadaan ATM Mini tersebut menjadi fasilitas bagi sejumlah pengendara truk ekspedisi saat akan mengambil uang bahan bakar serta uang makan.
“Pengemudi biasanya akan dikirim uang sistem transfer untuk operasional bahan bakar dan konsumsi, diambilnya melalui penarikan tunai,” beber Rasmi salah satu agen penarikan uang.
Jasa penarikan uang dengan keuntungan per transaksi sekitar Rp3.000 diakuinya mulai mengalami pengurangan konsumen. Hal tersebut terjadi akibat pengemudi sebagian melintas melalui jalan tol Sumatera terlebih selama satu bulan digratiskan.
Pengendara yang tidak harus mengeluarkan biaya untuk menggunakan jalan tol menjadi salah satu penyebab tidak menggunakan Jalinpantim. Meski demikian saat tol berbayar ia meyakini kendaraan sebagian tetap melintas di Jalinpantim.
Hendra, salah satu pengemudi ekspedisi asal Sukadana, Lamtim menyebut, hanya sekali melintas melalui jalan tol. Ia mencoba jalan tol melalui gerbang tol Lematang setelah menggunakan akses Jalan Ir. Sutami dari Sribawono menuju ke Panjang.