Berkonsep Tradisional, Petugas TPS Kenakan Baju Adat

Editor: Satmoko Budi Santoso

Ia menyebut, kerap mengenakan baju adat dengan baju beskap, blangkon lengkap dengan keris terselip di pinggang, hanya dikenakan saat pernikahan.

Ia mengaku, mengenakan baju adat sebagai simbol keberagaman bagi warga yang terdiri dari beragam suku. Meski beragam suku dan berbeda pilihan ia menyebut, simbol persatuan juga terlihat dengan bendera merah putih sepanjang 73 meter dipasang di TPS tersebut.

“Sebagai sebuah pesta demokrasi, mengenakan baju adat ikut menyemarakkan kegiatan pemungutan suara dalam pesta lima tahunan ini,” beber Rusli.

Ermina Krisyantini, salah satu ibu rumah tangga yang bertugas menjaga buku bacaan menyebut, antusiasme warga cukup tinggi.

Ermina Krisyantini, salah satu warga yang menunggu buku-buku bacaan untuk dibaca anak-anak yang ditinggal selama pemungutan suara – Foto: Henk Widi

Sejumlah ibu rumah tangga yang membawa serta anak-anaknya diberi kesempatan untuk membaca buku. Anak-anak yang membaca buku di antaranya memilih hanya melihat buku bergambar. Kegiatan membaca buku sekaligus menjadi kesempatan untuk membudayakan kegiatan membaca buku.

Buku bacaan yang disiapkan menurut Ermina Krisyantini, merupakan buku yang disiapkan oleh Motor Pustaka. Buku bacaan yang disediakan sengaja dihamparkan di tikar agar anak-anak bisa beristirahat bersama orang tua sembari menunggu proses pemungutan suara.

Penyiapan buku bacaan tersebut mendapat apresiasi dari Santi, salah satu orang tua yang memiliki anak usia 9 tahun. Saat menunaikan kewajiban memberikan hak suara, ia bisa menitipkan anaknya sembari membaca buku.

Lihat juga...