Budidaya Kencur, Harga Stabil dan Lebih Menjanjikan

Editor: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Kencur, kelompok suku jahe-jahean tanaman bernama latin Kaempferia galanga ini, selain berfungsi sebagai tanaman obat, juga banyak digunakan sebagai bahan baku produk kosmetik. Juga sebagai penyedap makanan dan minuman, rempah, campuran saus, serta campuran bahan di industri rokok kretek.

Hal itu dilirik oleh Endi (49) dengan membudidayakan tanaman kencur di lahan seluas 4000 meter persegi, di Desa Cibening, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Endi tidak sendiri tetapi bersama satu rekannya Eman dalam budidaya tanaman kencur. Tidak hanya kencur, di lahan tersebut juga terdapat tanaman serai dan sawi.

Endi, petani kencur di Desa Cibening – Foto: Muhammad Amin

“Harga kencur per kilogram mencapai Rp60 ribu, itu dijual ke pengepul. Kalau jual langsung ke PT bisa Rp100 ribu, tetapi kan harus ada mekanisme dan agak ribet, “ujar Endi, pembudidaya kencur kepada Cendana News, Senin (15/4/2019).

Dikatakan Endi, untuk perawatan tanaman kencur dari awal sampai masa panen cukup mudah. Hanya perlu perawatan tempat yang bersih dari rumput dan lokasi tidak banjir. Kencur ini takut sama genangan air, karena jika terjadi bisa membuat akar membusuk. Dikatakan Endi pula, bahwa kencur tidak terpengaruh cuaca kemarau.

Untuk perawatan awal kencur hanya menggunakan pupuk kandang. Hal itu dilakukan bersama saat penanaman bibit. Setelah tumbuh baru memerlukan pupuk urea dan MPK. Selain kencur, di lokasi lahan milik Endi juga ada tanaman serai.

“Saya menanam kencur di areal seluas 4000 meter persegi. Bibitnya mencapai 2 ton. Hasil panennya bisa mencapai 10 ton untuk ubi kencur,” ujar Endi menegaskan selain ubi, kencur juga daunnya dapat dibeli dengan harga Rp5000/kilogram.

Lihat juga...