Cegah Polusi Cahaya, Libatkan Masyarakat Secara Aktif
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Saat Observatorium Bosscha terpapar oleh polusi cahaya sebagai akibat perkembangan daerah Lembang, maka alternatif pencegahannya hanya dengan secara masif dan aktif melibatkan masyarakat di sekitarnya.
Kepala Observatorium Bosscha, Dra. Premana W Premadi, PhD, menyatakan, hingga saat ini semua fasilitas yang dimiliki oleh Observatorium Bosscha masih dalam kondisi yang baik. Karena selalu dilakukan perawatan intensif.
“Masalahnya ada pada semakin merangsek masuk cahaya ke wilayah Bosscha dan menyebabkan polusi cahaya. Ini yang kami coba kampanyekan kepada seluruh masyarakat,” ucap Premana, usai menjadi pembicara pada acara Sarasehan 50 Tahun Planetarium Jakarta yang digelar di Teater Kecil TIM Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Premana menegaskan, buat apa dibangun observatorium jika langit ada tidak dijaga.
“Harus ada upaya untuk menjaga agar langit tetap gelap. Maksudnya, bukan untuk membuat tidak ada listrik. Tapi, arahkan cahaya itu ke bawah, jangan ke langit,” ucap Premana.
Atau harus ada suatu peraturan yang mengatur kapan lampu bisa bersinar terang. Dan kapan harus dimatikan.
“Aturan terkait berapa banyak jumlah lampu atau seberapa jauh jarak lampu terdekat dari lokasi observatorium itu sudah ada. Tapi penegakannya yang belum berjalan. Hingga kami mencoba menyasar masyarakat secara langsung,” ucap Premana.
Premana menjelaskan, bahwa dengan mengkampanyekan kepada masyarakat secara langsung, diharapkan mampu membawa perubahan lebih besar untuk pencegahan polusi cahaya di Lembang.
“Ada peraturan, tapi penegakannya tidak ada, ya percuma saja. Tapi kalau masyarakatnya sadar, tanpa ada aturan pun mereka akan bisa,” tegas Premana.