Deflasi di Kepri Disebabkan Turunnya Harga Pangan

Ilustrasi -Dok: CDN

BATAM – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), mencatat penurunan harga sejumlah bahan pangan yang memicu deflasi Indeks Harga Konsumen di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada Maret 2019.

“Deflasi Kepri pada Maret 2019, terutama bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan,” kata Wakil Ketua TPID Kepri, Fadjar Majardi, di Batam, Minggu (7/4/2019).

Indeks Harga Konsumen Kepri pada Maret 2019 deflasi 0,05 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang inflasi 0,23 persen.

Kelompok bahan makanan tercatat deflasi 0,30 persen dengan andil -0,07 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan deflasi 0,07 persen dengan andil -0,02 persen.

TPID mencatat, komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok bahan makanan adalah bawang merah dan daging ayam ras.

“Bawang merah tercatat mengalami deflasi sebesar 18,84 persen dengan andil -0,13 persen, sementara deflasi daging ayam ras sebesar 2,63 persen dengan andil -0,04 persen,” katanya.

Menurut dia, penurunan harga bawang merah disebabkan peningkatan pasokan bawang merah ke Kepri, seiring dengan periode panen pada sentra-sentra penghasil.

Sedangkan penurunan harga daging ayam ras diperkirakan karena periode panen jagung pada sentra-sentra penghasil, sehingga biaya pakan ternak menjadi lebih rendah dan berdampak pada harga jual daging ayam ras maupun telur ayam ras.

Sementara itu, pada sisi kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan, komoditas utama penyumbang deflasi adalah tarif angkutan udara yang deflasi sebesar 0,50 persen dengan andil -0,033 persen.

Penurunan tarif angkutan udara didorong penyesuaian yang dilakukan maskapai penerbangan, sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 17K/10/MEM/2019 tanggal 1 Februari 2019.

Lihat juga...