PONTIANAK – Jalur distribusi logistik Pemilu 2019 yang sulit dan jarak untuk menuju lokasi hingga ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang jauh dari pusat kota menjadi satu di antara tantangan yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sintang, Kalimantan Barat.
Berdasarkan pemetaan, dari 14 kecamatan di Kabupaten Sintang, ada beberapa kecamatan yang tergolong kawasan yang akses untuk distribusi logistik rawan dan sulit.
“Kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Ambalau, Serawai dan Kayan Hulu. Untuk menuju lokasi ke kecamatan tersebut butuh waktu di atas enam jam baik melalui darat maupun hanya bisa melalui jalur sungai saja serta harus melalui kedua jalur darat-sungai,” ujar Ketua KPU Sintang, Azizah, saat di Sintang, Kamis.
Secara umum, Kabupaten Sintang yang memiliki luas 21.635 km² pada Pemilu 2019 ini terdapat 295.386 pemilih dari jumlah penduduk sekitar 400 ribuan. Pemilih tersebut terdiri 151.390 laki-laki dan 143.996 perempuan yang tersebar di 1.417 TPS, dan 406 desa.
Dari Kota Pontianak, untuk ke Sintang bisa dilalui jalur darat, air dan udara. Jika melalui jalur darat maka butuh waktu sekitar 7-8 jam apabila menggunakan kendaraan umum yang saat ini sudah banyak pilihan baik dari perusahaan milik BUMN maupun swasta.
Jika melalui udara, sejumlah maskapai juga sudah melayani dan waktu tempuh dengan pesawat jenis ATR sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Supadio Pontianak di Kubu Raya – Bandara Udara Tibelian, Sintang.
Hazizah menyebutkan, sejak 4 – 8 April 2019 sudah sekitar 50 persen logistik Pemilu yang sudah disebar ke Panitia Pemilih Kecamatan (PPK). Menurutnya jalur rawan dan sulit tentu diprioritaskan atau didahulukan.