Dubes RI untuk AS Bahas Kelapa Sawit di Senat Belanda
LONDON — Dubes RI untuk Amerika Serikat, Mahendra Siregar, dalam kapasitasnya sebagai Eksekutif Direktur Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) diundang berbicara di Plenary Hall Senat Belanda, bersama Unilever, WWF Belanda, dan peneliti dari Wageningen University and Research, guna membahas isu kelapa sawit, pada Kamis (4/4).
Minister Counsellor Fungsi Ekonomi KBRI Den Haag, Noorman Effendi dalam keterangan yang diterima di London, Jumat menyebutkan diskusi difasilitasi Indonesia Nederlands Society (INS) bekerja sama dengan KBRI Den Haag, dan diikuti sekitar 90 peserta dengan berbagai latar belakang.
Diskusi dilatarbelakangi oleh meningkatnya perdebatan terkait kelapa sawit, berkaitan dengan kebijakan Uni Eropa terkait Renewable Energy Directive (RED) dan Delegated Act yang mengkategorikan kelapa sawit sebagai satu-satunya minyak nabati yang unsustainable jika digunakan sebagai biofuel.
Menghadapi hal ini, diperlukan dukungan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Belanda, untuk menolak kebijakan diskriminatif tersebut.
Kebijakan diskriminatif UE terkait kelapa sawit menghiraukan berbagai upaya berbagai pihak berkepentingan dalam mendorong kelapa sawit yang berkelanjutan, termasuk kebijakan yang telah dilakukan negara-negara produsen kelapa sawit, khususnya Indonesia.
Narasumber dalam program diskusi menyepakati adanya perkembangan positif terkait implementasi kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memastikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan, seperti melalui kebijakan moratorium perluasan lahan kelapa sawit dan mendorong produktivitas kelapa sawit di kalangan petani kecil (smallholders).