Empat Kawasan di NTB Jadi Pusat Budidaya Mutiara
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Sementara, kelompok masyarakat yang memanfaatkan kawasan perairan sekitarnya untuk budidaya mutiara, pemerintah memberikan secara cuma-cuma,” jelasnya.
Nantinya, pada klaster ketiga, setelah sepat-sepat mutiara sampai berukuran 7-10 cm di kelompok-kelompok masyarakat pembudidaya, barulah dijual kepada perusahaan-perusahaan pembudidaya untuk dikembangkan sebagai sepat-sepat penghasil mutiara.
Dengan pola berantai ini, pemerintah ingin mempercepat proses pengembangan budidaya mutiara. Melalui rekayasa klaster tersebut diharapkan akan lebih banyak masyarakat yang terlibat, terutama di klaster dua, yang murni melibatkan masyarakat pembudidaya.
“Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan lapangan pekerjaan dengan sendirinya,” tutupnya.