Kontraktor di Ternate Mengeluh, Sulit Dapat Batu Kerikil

TERNATE  – Kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan jalan di Maluku Utara mengeluhkan sulitnya mendapatkan meterial batu kerikil di daerah ini, sehingga mereka terpaksa mendatangkannya dari daerah lain di antaranya dari Sulawesi Tengah.

“Untuk mendatangkan material batu kerikil dari Sulawesi Tengah tidak mudah, karena harus menggunakan kapal pengangkut khusus, tentunya dengan biaya besar,” kata salah seorang kontraktor pembangunan jalan di Maluku Utara, Suherman, di Ternate, Sabtu.

Untuk mendapatkan kapal pengangkut khusus material batu kerikil dari Sulawesi Tengah ke lokasi proyek pembangunan jalan di Maluku Utara juga tidak mudah karena harus menyewa dari Jawa dan itulah sebabnya proyek pengerjaan pembangunan jalan di Maluku Utara selama ini sering terlambat.

Menurut dia, di Maluku Utara banyak kabupaten/kota memiliki potensi batu diolah menjadi material batu kerikil untuk pembangunan jalan, seperti di Kabupaten Halmahera Barat dan Kabupaten Halmahera Selatan, tetapi sejauh ini belum ada pengusaha yang tertarik mengolahnya.

Khusus material batu kerikil untuk pembangunan gedung di Maluku Utara cukup banyak, yang umumnya diolah diproduksi masyarakat secara tradisional dengan cara memecahkan batu gunung atau batu kali menjadi batu kerikil.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Ternate, Mahdi Nurdin, mengatakan, Ternate tengah mengupayakan menjadi daerah penghasil material batu kerikil untuk kebutuhan pembangunan jalan, sehingga para kontraktor di Maluku Utara tidak perlu lagi mendatangkan dari luar Sulawesi Tengah.

Pulau Moti, salah satu daerah terluar di Kota Ternate memiliki potensi batu yang dapat diolah menjadi material batu kerikil dan saat ini sedang dikaji oleh sebuah perusahaan untuk memastikan apakah kualitasnya memenuhi standar untuk diolah menjadi batu kerikil sesuai dengan standar pembangunan konstruksi jalan.

Lihat juga...