Membaca Buku dan Puisi Warnai Hari Buku Sedunia di Flotim

Editor: Koko Triarko

“Masing -masing nomor yang dipilih dicocokkan dengan istilah yang akan dicari dalam kamus Bahasa Indonesia yang telah disiapkan. Peserta diberi kesempatan mencari kata atau istilah dengan durasi waktu masing-masing satu menit,” jelasnya.

Secara umum, lanjutnya, anak antusias mengikuti kegiatan, walaupun masih ada keterbatasan dalam membaca berita, menceritakan ulang bahan yang dibaca dan membaca kamus. Ini lebih pada faktor anak kurang terbiasa.

Lewat kegiatan ini, ujar pegiat literasi ini, anak-anak diharapkan dapat mencintai buku. Selain itu, anak mampu berkreasi menguasai ilmu pengetahuan yang ada dalam buku untuk menambah wawasan.

“Usia anak-anak biasa cepat jenuh. Butuh kreativitas dalam pendampingan dan ragam cara untuk meningkatkan minat mereka dalam mencintai buku, dan termotivasi untuk mendalami isinya,” sebutnya.

Membaca berita pada koran, ungkap Maksi, melatih anak untuk mengetahui ragam bahan bacaan yang bisa dijadikan referensi untuk dibaca. Menceritakan ulang buku yang dibaca akan mengasah otak anak untuk merekam bahan bacaan yang bermanfaat yang dapat dikomunikasikan dengan pihak lain.

“Sementara membaca kamus, mendorong anak-anak untuk memperbanyak perbedaharaan kata, yang menolongnya memahami percakapan atau pembicaraan pada forum-forum ilmiah. Akrab dengan kamus menjadikan anak familiar dengan istilah-istilah, dan ini akan membantunya dalam berkomunikasi lintas generasi,” katanya.

Zaeni Boli, Relawan TBM Pelangi, mengatakan, gerakan literasi memang membutuhkan aksi kreatif agar semangat dan motivasi tetap tumbuh. Motivasi yang kuat akan mendorong anak cepat berkembang dan menemukan bakat dan potensinya.

Lihat juga...