Minyak Melonjak di Tengah Kehati-hatian OPEC Imbangi Sanksi Iran

Ilustrasi - Produksi minyak Amerika Serikat. Anjungan minyak lepas pantai di Huntington Beach, California, Amerika Serikat (REUTERS/Lucy Nicholson)

NEW YORK — Harga minyak mencapai titik tertinggi sekitar enam bulan terakhir pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena sumber-sumber mengatakan anggota OPEC Teluk siap meningkatkan produksi hanya jika ada permintaan sebelum mengimbangi kekurangan menyusul keputusan AS untuk mengakhiri keringanan bagi pembeli minyak mentah Iran.

Produksi di Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia dan pemimpin de facto dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), akan meningkat pada Mei, tetapi itu tidak terkait dengan sanksi Iran, kata sumber tersebut.

Sumber itu mengatakan produksi Saudi pada Mei juga akan tetap dalam target produksinya di bawah kesepakatan pemotongan pasokan OPEC+, yang telah memimpin pengurangan pasokan global sejak awal tahun ini, bertujuan menopang harga minyak mentah. Kelompok ini dijadwalkan bertemu pada Juni untuk membahas kebijakan produksi.

Amerika Serikat pada Senin (22/4/2019) meminta para pembeli menghentikan pembelian minyak Iran pada 1 Mei atau menghadapi sanksi-sanksi, mengakhiri enam bulan keringanan yang memungkinkan delapan pembeli terbesar Iran, kebanyakan dari mereka di Asia, untuk terus mengimpor dalam volume terbatas.

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia yakin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan memenuhi janji mereka untuk mengimbangi perbedaan di pasar minyak, kata seorang pejabat AS kepada wartawan, Senin (22/4/2019).

“Saudi tidak bergegas mengisi apa yang bisa menjadi kesenjangan pasokan substansial di pasar,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management LLC. “Pasar telah menjadi ketat secara global selama beberapa bulan terakhir, terutama karena upaya Arab Saudi.”

Lihat juga...