Pelajar Aljazair Tuntut Pengunduran Diri Presiden Bouteflika

ALJIER — Ratusan pelajar berpawai di Ibu Kota Aljazair, Aljier, pada Selasa untuk menuntut pengunduran diri segera Presiden Abdelaziz Bouteflika dan pergantian sistem politik negeri itu, sehari setelah Bouteflika mengumumkan akan mundur pada akhir bulan ini.

Pemimpin gerakan protes massa, yang telah mengubah peta politik Aljazair sejak aksi dimulai pada 22 Februari, belum mengomentari pengumuman Bouteflika pada Senin malam (1/4) bahwa ia akan mundur sebelum masa jabatannya berakhir pada 28 April.

Tapi pawai damai di seluruh Aljier Tengah oleh pelajar yang menuntut generasi penguasa baru menyatakan pengumuman Bouteflika tidak menurunkan semua tekanan bagi pembaruan yang dibangun oleh berpekan-pekan demonstrasi untuk mengakhiri 20 tahun kekuasaannya.

“Kami menginginkan perubahan rejim dan kami tak ingin Bouteflika atau Said (penasehat presiden dan saudara Bouteflika),” demikian teriakan massa, sebagaimana dikutip Reuters –yang dipantau di Jakarta, Selasa malam (2/4/2019).

Satu-satunya partai oposisi yang sejauh ini telah mengomentari pernyataan Bouteflika adalah Gerakan Islam bagi Masyarakat Perdamaian (MSP), dan mengatakan kepergian Bouteflika tanpa pembaruan nyata adalah tindakan yang merusak tuntutan pemrotes.

“Langkah ini dibuat untuk melestarikan sistem politik,” kata MSP di dalam satu pernyataan.

Protes telah dikemudikan oleh tuntutan generasi muda bagi pencopotan elit yang berkuasa yang dipandang oleh banyak orang sebagai tak bersentuhan dengan warga biasa Aljazair dan tak bisa menghidupkan kembali ekonomi yang terbebani oleh praktek perkoncoan.

Bouteflika (82), yang berada dalam kondisi kesehatan yang buruk, dijadwalkan mengambil keputusan penting guna menjamin “kelanjutan lembaga negara” sebelum ia mundur, kata Kantor Presiden pada Senin di dalam satu pernyataan yang dikutip oleh media resmi, tanpa memberi perincian.

Lihat juga...