Pengabdian Masyarakat, Perguruan Tinggi Perlu Berikan Gagasan Sederhana
Editor: Satmoko Budi Santoso
MALANG – Staf Ahli Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Prof. Haryono Suyono, meminta agar pada saat melaksanakan pengabdian masyarakat, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), harus membawa gagasan yang sederhana dan tidak muluk-muluk.
“Kalau ke desa jangan pakai duit, tapi pakai gagasan dan implementasi yang sederhana dari gagasan tersebut. Jangan yang muluk-muluk,” ujarnya, saat menghadiri acara diskusi bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB), Kamis (4/4/2019).
Menurutnya, gagasan sederhana yang bisa diterima dan dikerjakan oleh warga desa yang pendidikannya Sekolah Dasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kalau dirasa sulit dikerjakan, harus dicari formulanya dan dicoba dulu kampus bagaimana membuat yang sulit itu menjadi sederhana.
“Persis seperti handphone. Dulu pengoperasian handphone sulit sekali, tapi sekarang oleh pabrikan telah dibuat handphone yang tinggal disentuh sehingga mudah pengoperasiannya. Bahkan anak kecil usia 2 tahun sudah bisa menggunakannya,” ujarnya.
Haryono menganjurkan, sebelum mahasiswa melaksanakan KKN, hendaknya pihak LPPM mengirim perwakilannya untuk melihat terlebih dulu, kira-kira apa yang perlu dibangun sehingga kegiatan KKN bisa mengisi dan menyempurnakan apa yang akan dibangun di desa.
“Jadi kita tidak mengarang kegiatan, tetapi mengisi pembangunan di desa tersebut,” terangnya.
Lebih lanjut Haryono menyampaikan, untuk membangun masyarakat desa sejahtera, bisa dilakukan melalui empat prioritas utama yakni Prukades, Bumdes, embung desa, dan sarana olahraga.