Petani Kopi di Bali Diminta Hasilkan Kopi Berkualitas
Editor: Satmoko Budi Santoso
Untuk itu, Dinas TPH BUN Bali bersama Kementerian Pertanian memperkenalkan perangkap feromon/atraktan yang lebih ramah lingkungan serta mudah dalam pengaplikasian.
Gerakan dan sosialisasi ini sebagai awal dari aksi pengendalian hama PBKo dengan menyasar 100 ha lahan di Kabupaten Tabanan sehingga diharapkan mampu menekan hama sampai batas ambang nilai ekonomi.
“Namun kita harus bekerja bersama karena jika sendiri-sendiri hasilnya tidak akan maksimal, lakukan bersama-sama agar berdampak pada hamparan luar,” pintanya.

Di lain pihak, salah seorang petani setempat, I Gusti Ngurah Made Karta, mengapresiasi gerakan pengendalian hama PBKo yang digelar Dinas TPH BUN dan Kementan. Menurutnya, selama ini memang penggunaan pestisida kimia terbukti menurunkan kesuburan tanah.
Hewan-hewan menguntungkan seperti cacing misalnya sudah nyaris tidak tampak sehingga mengurangi kandungan humus. Selain itu, peremajaan tanaman kopi juga menurutnya sangat penting dilakukan mengingat tanaman yang ada sekarang sebagian besar sudah berumur lebih dari 40 tahun.
“Tentu pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan juga bisa berguna untuk mengembalikan kondisi tanah. Jadi otomatis tingkat produksinya tidak setinggi dahulu,” pungkas Ngurah Made Karta.