Tukkus Dipamerkan di Inacraft 2019

Editor: Mahadeva

Produksi yang dilakukan secara manual, membuatnya hingga kini baru bisa membuat tukkus sebanyak 2.400 buah. Jumlah tersebut ada yang terjual secara langsung saat pembeli datang ke rumah, sebagian dibeli secara online.

Hapipah (49) dan Ida (41), sejak setahun terakhir mulai menekuni pembuatan tukkus. Semua bahan dan peralatan diperoleh dari Febrial. Produksi tukkus bisa dilakukan setiap hari, tanpa terikat waktu.

Membuat tukkus, Hapipah dan sejumlah wanita di desa tersebut mendapatkan upah Rp5.000 hingga Rp8.000 perbuah. “Butuh ketelatenan dalam membuat tukkus, namun kini sebagian wanita di desa kami mahir membuatnya terutama saat ada banyak pesanan,” terang Hapipah.

Winarni Nanang Ermanto, Ketua Dekranasda Lampung Selatan menyebut, dalam gelaran Inacraft 2019 Lampung Selatan menampilkan produk kreatif bidang fashion dan kain tenun. Jenis yang ditampilkan diantaranya kain inuh, aksesoris kain tapis dan manik manik, sandal tapis, sepatu tapis, serta tukkus yang diproduksi oleh perajin Lampung Selatan.

Produk yang dipamerkan diklaim sebagai produk unggulan Lampung Selatan. Produk tersebut kreasi yang inovatif, variatif dan fungsional, tanpa meninggalkan sisi edukatif untuk melestarikan budaya daerah. Tren fashion yang terus berkembang, menjadi peluang besar untuk mendapatkan penghasilan dari industri kreatif. “Diikutsertakannya produk lokal, sekaligus mengapresiasi perajin,  agar bisa bersaing di pasar global,” tandasnya.

Lihat juga...