BI Dorong Pengembangan Klaster Ayam Pedaging di Badung
Editor: Mahadeva
BADUNG – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan Pemkab Badung bekerjasama mengembangkan budi daya klaster ayam pedaging.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, menyebut, selama ini pengembangan ayam pedaging dan petelur masih bergantung terhadap perusahaan besar. Mereka adalah pengendali DOC (Day Old Chicken) dan Pakan.
Kabupaten Badung, memiliki permintaan komoditi daging dan telur ayam ras yang cukup tinggi. Ayam pedaging dan petelur merupakan salah satu komoditi penyumbang inflasi daerah. Inflasi kelompok daging ayam ras secara bulanan (mtm) di Provinsi Bali pada akhir triwulan I, II, III, IV 2018, masing-masing adalah -1,97 persen, 4,57 persen, -9,43 persen, dan 8,14 persen, serta triwulan I 2019 sebesar -1,65 persen.
“Mengingat, Kabupaten badung sebagai sentra pariwisata di Bali, mengelola permintaan komoditas daging ayam yang cukup tinggi meliputi hotel, restoran, catering dan masyarakat harus dilakukan. Keberadaanya mempengaruhi fluktuasi,” kata pria yang akrab disapa Pak Cik tersebut, Senin, (6/5/2019).
BI Bali menurut Pak Cik, mendorong dilakukannya koordinasi dengan OPD terkait seperti Dinas Peternakan, Bappeda dan Biro Ekonomi. Koordinasi untuk menjajaki kerjasama pengembangan ayam di Kabupaten Badung, melalui mekanisme pendampingan. “Bank Indonesia, dalam pengembangan klaster telah terbukti berhasil di kabupaten lain, dengan sistem pendampingan yang sangat baik,” tandasnya.
Pria Kelahiran Yogyakarta tersebut menyebut, saat ini Kantor Perwakilan BI Bali membina klaster UMKM, yang terdiri dari kelompok Volatile Food yaitu dua peternakan sapi, dua pertanian padi, dua pertanian bawang merah-putih, dan satu pertanian cabai.