Dampak Tekanan Ekonomi Global, Ekspor Toyota Indonesia Turun
JAKARTA – Ekspor mobil PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, turun enam persen. Penurunan pada periode Januari sampai April 2019, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, akibat tekanan ekonomi global.
Kondisi tersebut diutamakan karena kondisi perekonomian di negara tujuan ekspor, seperti Filipina dan negara-negara kawasan Timur Tengah. Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, mengatakan, gejolak perekonomian global dan tendensi proteksionisme di beberapa negara, berdampak bagi pertumbuhan ekspor otomotif nasional.
“Naik turunnya kondisi perekonomian di sebuah negara tujuan ekspor merupakan hal di luar kontrol atau kendali kita, tidak terhindarkan. Namun demikian, hal-hal seperti ini tentu telah kami perhitungkan dalam manajemen risiko,” katanya, Minggu (26/5/2019).
Pada Januari hingga April 2019, ekspor kendaraan utuh (Complete Build Up/CBU) Toyota Indonesia hanya mencapai 61.600 unit. Jumlahnya turun enam persen, bila dibandingkan periode yang sama di 2018 lalu, yang mencapai 65.700 unit. Dari jumlah itu, kontributor ekspor terbesar masih model Sport Utility Vehicle (SUV) Toyota Fortuner, dengan kontribusi 23 persen atau sebanyak 14.400 unit. Kemudian Toyota Rush, dengan volume 12.600 unit atau 20 persen.
Model hatchback Toyota Agya, berada di tempat ketiga dengan ekspor sebanyak10.800 unit (18 persen). Diikuti kemudian model lainnya sedan Toyota Vios sebanyak 7.500 unit, Toyota Avanza sebanyak 8.400 unit, serta Toyota Kijang Innova, Toyota Sienta, Yaris serta Town Ace/Lite Ace dengan total volume 7.900 unit.