Jambu Mete, Tumpuan Hidup Masyarakat di Pulau Solor

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Paling hanya Rp5 juta sampai Rp10 juta setahun dan bila curah hujan tidak banyak saat mete sedang berbunga maka hasil panen bisa meningkat. Tapi paling banyak hanya Rp15 juta sampai Rp20 juta setahun,” terangnya.

Yohanes Sogen, warga Solor lainnya mengatakan, dulu pulau Solor terkenal sebagai penghasil Srikaya dan Semangka. Hampir semua lahan perkebunan di Otan ditanami semangka dan Srikaya untuk dijual ke kota Larantuka hingga ke ibukota provinsi NTT, Kupang.

“Tapi sekarang hampir semua petani sudah tidak tanam semangka dan srikaya lagi karena banyak orang yang mencurinya saat petani tidak berada di kebun saat hari minggu. Rata-rata petani di sini hari minggu pulang ke desa mereka masing-masing,” sebutnya.

Nanti saat hari Senin baru para petani akan menumpang truk atau pick up yang mengantar mereka ke Otan dan tinggal di sana sampai hari Sabtu. Maka saat Sabtu, kata Yohanes, banyak masyarakat yang kembali ke desa mereka dengan membawa hasil kebun.

Lihat juga...