Jelang Lebaran, Kue Kering Tradisional Aceh di Buru
LHOKSEUMAWE – Merayakan Idul Fitri 1440 Hijriah, berbagai aneka kue kering tradisional Aceh, masih menjadi pilihan bagi warga Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
Makanan kering tersebut, sebagai salah satu camilan merayakan lebaran. “Peminat kue kering tradisional Aceh dengan berbagai jenis masih terbilang tinggi. Meskipun ada berbagai jenis kue kering sekarang yang juga dijual pedagang,” ungkap Zulkarnen salah seorang pedagang kue kering di Pasar Inpres, Sabtu (25/5/2019).
Sementara, pedagang aneka kue kering menjelang lebaran mulai terlihat di beberapa pasar tradisional. Terutama di dalam wilayah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Begitu juga dengan kue kering tradisional Aceh, yang juga banyak terlihat menghiasi rak para pedagang kue musiman tersebut.
Diantara beberapa jenis kue kering tradisional Aceh antara lain, Bhoi (seperti bolu telur), keukarah (sarang burung), loyang, kue semprong dan berbagai jenis kue tradisional lainnya. “Kue kering tradisional Aceh yang paling banyak laku adalah keukarah dan bhoi. Bahkan, jenis kue tersebut banyak dibeli untuk dikirim keluar atau sebagai kue oleh-oleh khas daerah,” ujarnya.
Mengenai harga, masing-masing jenis kue tersebut untuk kue Keukarah dijual per-15 biji Rp 10.000, begitu juga untuk Bhoi dengan jumlah yang sama dan harga yang sama. Zaitun, salah seorang pembuat kue tradisional menyebut, permintaan pesanan kue tradisional sangat ramai menjelang lebaran. Umumnya yang dipesan berupa kue Bhoi atau Keukarah serta kue semprong.
“Pesanannya lebih meningkat saat seperti ini, menjelang hari raya apabila dibandingkan dengan hari-hari biasa. Biasanya pemesanan kue seperti jenis bhoi ataupun keukarah selain untuk kebutuhan hari raya, juga dipesan sebagai oleh-oleh khas untuk dikirimkan ke sanak famlinya diluar Aceh,” tandasnya. (Ant)