Kader Posyandu Garda Terdepan Penurunan Angka Stunting
Editor: Mahadeva
MATARAM – Keberadaan kader posyandu harus dimaksimalkan untuk membantu menekan angka stunting di Nusa Tenggara Barat. Dinas kesehatan setempat, dapat memanfaatkan kader Posyandu untuk memetakan dan mendata kondisi dilingkunganya masing-masing.

“Kader posyandu itu, ujung tombak Pemda NTB dalam hal membantu melakukan deteksi dini dan penanganan kesehatan masyarakat, termasuk penanganan masalah stunting dan gizi buruk, karena itu harus dimaksimalkan,” kata Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Jumat (10/5/2019).
Kader Posyandu memiliki data lengkap, by name by address masalah stunting dan gizi buruk di daerahnya. Dari sisi pengetahuan tentang kondisi kesehatan masyarakat, kader Posyandu dinilai lebih memahami, karena berasal dari tempat yang sama.
Rohmi menyebut, penanganan masalah kesehatan jangan seperti pemadam kebakaran. Jangan sigap saat kasus muncul. Perlu langkah antisipatif dan prefentif seperti deteksi dan pencegahan dini. Masalah kesehatan yang ada di NTB, harus dicari penyebabnya dari hulu.
Apabila dilihat secara grafik, pembangunan kesehatan di NTB sudah semakin membaik. Fasilitas kesehatan diklaimnya sudah sangat luar biasa. Begitu juga dengan alat-alat kesehatan, sumber daya manusia dan faktor lainnya, disebutnya sudah ada peningkatan. Tetapi, bicara masalah kesehatan, pekerjaan rumah terbesar di NTB adalah pola hidup sehat masyarakat. Bagaimana mendorong masyarakat membangun pola hidup sehat.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, mengatakan, ada 150.000 anak mengalami stunting di NTB. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita, akibat kekurangan gizi kronis. Tubuh anak terlalu pendek, tidak sepadan dengan usia.