Kisah Pak Harto Beri Bantuan Pembangunan Masjid di Kompleks Kraton

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Sebagai kerajaan bernafaskan Islam, Kraton Yogyakarta memiliki sejumlah masjid bersejarah yang masih difungsikan hingga saat ini.

Salah satu masjid yang cukup dikenal adalah Masjid Soko Tunggal di kampung Taman, kelurahan Patehan, kecamatan Kraton, Yogyakarta.

Masjid yang masih berada di dalam kompleks lingkungan Kraton Yogyakarta, tepatnya di dekat jalan pintu masuk Tamansari ini, memiliki ciri khas dan keistimewaan tersendiri.

Bangunannya hanya disangga oleh satu tiang penyangga utama atau biasa disebut soko guru. Padahal biasanya masjid bergaya arsitektur Jawa disangga minimal oleh 4 soko guru.

Tak hanya itu, masjid yang diresmikan pada Rabu Pon 28 Februari 1972 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX ini, juga memiliki keistimewaan desain arsitektur yang sarat dengan filosofi dan makna. Mulai dari konstruksi bangunan, rangka-rangka masjid hingga bentuk dan ornamen ukir-ukiran yang terdapat di dalamnya.

Salah satu hal yang relatif tidak banyak diketahui masyarakat hingga saat ini, adalah keterlibatan dua tokoh penting Sri Sultan HB IX dan Presiden Kedua RI HM Soeharto, dalam proses pembangunan masjid tersebut. Tanpa peran dua sosok tersebut, masjid Soko Tunggal  bisa jadi saat ini tak akan pernah berdiri.

Saksi sejarah yang merupakan panitia pembangunan Masjid Soko Tunggal, Hadjir Digdodarmodjo (kanan) didampingi Ketua Takmir Masjid Soko Tunggal Suprapto – Foto: Jatmika H Kusmargana

Salah seorang saksi sejarah, yang merupakan panitia pembangunan Masjid Soko Tunggal kala itu, Hadjir Digdodarmodjo, mengatakan, Masjid Soko Tunggal dibangun atas inisiatif warga sekitar Tamansari yang menginginkan adanya masjid sebagai tempat beribadah.

Lihat juga...