Kupi Khop Khas Aceh Barat Miliki Nilai Histori
MEULABOH – Kupi Khop dari Aceh Barat memiliki keunikan dalam hal penyajian. Kopi khas Aceh ini disajikan dengan gelas terbalik, karena itu Pemerintah Aceh berencana mengusulkan Kupi Khop menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
“Karena ini adalah salah satu produk unggulan yang memiliki nilai jual dan kekhasan dengan histori Aceh Barat. Kupi Khop lahir dari bahasa sejarah Teuku Umar yang merupakan pahlawan nasional berdarah Aceh,” kata Kepala Bidang Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Suburhan, S.H., di Meulaboh.
Istilah ‘Kupi Khop’ muncul dari kata-kata terakhir Teuku Umar sebelum meninggal tertembak saat berperang dengan Belanda. Pahlawan berdarah Aceh itu memberi isyarat minum kopi bersama sebelum dia berangkat berperang.
“Saat ini, Kupi Khop ini sudah tidak asing ditemukan, terutama di kabupaten/ kota di Aceh, tapi warga kita masih bertanya-tanya dari mana asalnya dan apa filosofi, sehingga ada kopi yang disajikan dengan gelas terbalik seperti itu,” kata Suburhan.
Filosofi penyajian Kopi Khop dengan gelas terbalik merupakan kebiasaan masyarakat Aceh yang berlama-lama saat minum kopi. Bila disajikan dengan gelas terbalik, maka akan tertutup, aman dari polusi dan menjaga kadar asam pada minuman kopi.
Berbeda dengan kopi yang disajikan dengan gelas terbuka, kadar asam pada minuman kopi tersebut akan tinggi, seiring lamanya disimpan atau dingin tidak diminum, kondisi ini juga tidak baik bagi kesehatan warga sebagai pecandu kopi alam.
“Sudah ada penelitiannya juga, bahwa penyajian kopi gelas terbalik dengan terbuka, itu lebih bagus yang ditutup. Kita akan mengusulkan apa pun warisan budaya masyarakat, asalkan daerahnya, masyarakatnya mau terbuka,” kata Suburhan. (Ant)