Lamang Tapai, Menu Favorit Buka Puasa di Padang
Editor: Koko Triarko
“Kalau bahan-bahannya sudah ada, sudah bisa dilakukan proses memasak lamang tapainya. Di sini kita melakukan banyak waktu, karena membutuhkan waktu yang cukup lama,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk memasak Lamang ini, hal pertama yang dilakukan ialah mencuci bersih beras ketan, campur dengan santan, lalu masukkan garam dan daun pandan. Selanjutnya bungkus beras ketan dengan daun pisang, masukkan ke dalam cetakan lontong, kukus hingga matang sekitar 30 menit.
“Sebelum disajikan, bakar lamang di atas bara api atau jika tidak ada, teflon. Jika sudah kecoklatan, angkat dan dinginkan,” jelasnya.
Langkah selanjutnya, hancurkan ragi sehingga menjadi bubuk, tebarkan ragi merata di atas beras ketan dengan cara diayak. Tutup beras ketan yang sudah diragi dalam wadah kedap udara.
Sebelumnya, letakkan dahulu cabai dan cengkih di atas beras ketan lalu tutup dengan daun pisang. Istirahatkan beras ketan selama kurang lebih tiga hari di tempat yang kering. Setelah jadi dan sedikit berair, taruh sebagai topping lamang yang sudah diiris tipis, dan baru disajikan.
Pada momen Ramadan, Lamang Tapai menjadi takjil yang cukup banyak yang diminati. Hampir di berbagai tempat penjual takjil, Lamang Tapai ada di meja-meja dan gerobak pedagang.
“Saya sering juga beli Lamang Tapai, karena lembut dan sehat. Kami sekeluarga suka dengan Lamang Tapai,” ujar Susan, penggemar Lamang Tapai di Padang.
Menurutnya, Lamang Tapai merupakan salah satu makanan tradisional yang banyak diminati masyarakat Sumatra Barat. Pada bulan Ramadan, keberadaannya mudah ditemukan, dan pada hari biasa hanya di hari pasar.
“Sampai sekarang, rasa Lamang Tapai tidak ada yang berubah dan tidak ada variasi. Sehingga rasa tradisional itu selalu ada,” ucapnya.