Manis Legitnya Jajanan ‘Piscok’ Kota Malang
Editor: Koko Triarko
MALANG – Pisang coklat (Piscok) menjadi salah satu jajanan yang patut dicoba untuk menemani waktu berbuka. Sesuai namanya, jajanan yang satu ini berisikan buah pisang dan taburan coklat meses yang dibalut dengan kulit lumpiah.
Sensasi rasanya yang manis dan renyah membuat Piscok banyak digemari masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua.
Salah satu pembuat Piscok, Siti Mudmainah, mengaku sudah dua tahun belakangan ini fokus memproduksi Piscok. Menurutnya, proses pembuatannya tidak sesulit membuat jajanan lainnya.
“Sebelum berjualan piscok, saya memproduksi kue-kue basah. Tapi sekarang saya fokus membuat piscok, karena tidak ribet seperti membuat kue basah lainnya,” akunya.
Kalau membuat kue basah seperti naga sari, selain harus membuat bahan adonannya, masih harus mencari daun pisang sebagai pembungkusnya.
Menurut Siti, pembuatan piscok sebenarnya gampang-gampang susah. Dibilang gampang, ya gampang, karena prosesnya tinggal melinting saja. Tapi juga dibilang susah, sebab untuk melinting pun juga susah, karena pada saat penggorengan terkadang hasilnya ada yang bengkok, ada yang pembungkusnya terlepas sampai coklatnya keluar.
“Jadi memang ada teknik sendiri dalam melinting maupun menggoreng, agar hasilnya bagus,” sebutnya.
Ia mengaku pernah punya karyawan, tapi ternyata pada saat melinting hasilnya juga kurang bagus. Akhirnya ia kerjakan sendiri.
Proses pembuatannya yang pertama adalah buah pisang diletakkan di atas kulit lumpiah. Kemudian diberi coklat meses, untuk selanjutnya kulit lumpiah yang telah diisi pisang dan meses digulung atau dilinting. Kemudian digoreng dengan minyak yang benar-benar panas.