YOGYAKARTA – Keberadaan pasar-pasar tiban yang menjual aneka macam jajan takjil selama bulan Ramadan, memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan berjualan di pasar sore Ramadan, sejumlah warga di sekitar pasar tiban mampu memperoleh tambahan penghasilan hingga ratusan ribu setiap harinya.
Seperti dirasakan salah seorang pedagang Pasar Sore Ramadan di Kampung Nitikan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Sri Martini. Mulai berjulan aneka macam jajan takjil sejak 7 tahun lalu setiap bulan puasa, warga Nitikan ini mengaku memperoleh keuntungan yang tak sedikit setiap harinya.
Berjualan aneka macam camilan seperti onde-onde, arem-arem, jenang monte, lumpia, pisang aroma, tahu bakso, kue talam, kolak, susu kedelai hingga, jenang sumsum, ia mengaku bisa mengantongi penghasilanan bersih hingga jutaan rupiah selama satu bulan.
“Ya, kalau ramai sehari bisa dapat Rp500-600 ribu. Kalau sepi, minim Rp200-300 ribu. Lumayan buat pegangan saat hari raya,” kata ibu dua anak itu.
Berjualan mulai pukul 16.00-18.00 WIB, Sri menyewa lahan untuk membuka lapak sebesar Rp400 ribu selama sebulan. Nilai sewa lapak itu dikatakan lebih mahal dari tahun sebelumnya yang hanya Rp200 ribu per bulan.
Selain karena meningkatnya harga sewa lapak seiring semakin tingginya antusiasme warga untuk ikut berjualan, hal itu juga dipengaruhi lokasi lapaknya yang cukup strategis.
“Ya, memang harga sewa lapak tahun ini lebih mahal dari tahun lalu. Tapi tidak apa-apa, mudah-mudahan hasil yang didapat tahun ini juga bisa lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.
Mendatangkan dagangan dengan cara kulakan, Sri mengaku harus rela membuang sisa dagangannya jika dalam sehari ia berjualan tidak lalu seluruhnya.