Planetarium Jakarta Darurat SDM Astronomi

Editor: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Planetarium dan Observatorium Jakarta atau lebih dikenal dengan Planetarium Jakarta, saat ini mengalami krisis sumber daya manusia. Staf peneliti astronomi, yang seharusnya menjadi sentral dari seluruh kegiatan di Planetarium Jakarta ternyata hanya menyisakan satu orang saja.

Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium Jakarta, Eko Wahyu Wibowo menyebutkan, satu-satunya ASN dengan kompetensi astronomi yang dimiliki Planetarium Jakarta hanyalah Widya Sawitar.

“Dulu kita punya dua orang, Pak Cecep yang merupakan astromer dari Boscha dan Pak Wid yang berasal dari ITB Astronomi. Tapi dua tahun yang lalu, Pak Cecep pensiun. Jadi ya tinggal Pak Wid saja,” kata Eko saat ditemui di Planetarium Jakarta, Jumat (10/5/2019).

Tentunya, kekurangan sumber daya manusia ini menyulitkan bagi terpenuhinya fungsi Planetarium Jakarta sebagai salah satu pusat rujukan sains terkait astronomi.

“Selama ini kita terbantu oleh para komunitas yang dipekerjakan dengan status PJLP (Penyedia Jasa Lainnya Perorangan), yang dibayar UMPM dengan status tidak tetap. Tapi kepedulian mereka sangat besar, sehingga kita menjadi terbantu,” ucap Eko selanjutnya.

Eko menyebutkan bahwa penerimaan ASN baru sempat mengalami moratorium sesuai kebijakan pemerintah pusat.

“Kemungkinan, karena saat ini Planetarium Jakarta sudah tidak berbentuk UPT dan hanya masuk dalam bagian Pusat Kesenian Jakarta, maka kebutuhan akan ASN ini menjadi tidak terperhatikan. Pemetaan ini kan di BKD,” ujar Eko.

Eko menyebutkan, paling tidak kebutuhan ASN kompetensi Astronomi adalah sekitar lima orang.

“Kebutuhan kita untuk kegiatan sehari-hari, yaitu pelayan pada masyarakat, juga ada kebutuhan observasi. Kebutuhan observasi ini sendiri nanti juga akan terbagi menjadi beberapa kekhususan. Misalnya untuk falakiyah atau untuk astrofisika,” urainya.

Lihat juga...