Ramadan 2019, Permintaan Buah Menurun

Editor: Mahadeva

DENPASAR – Ramadan tahun ini, pedagang buah di kawasan Jalan Teuku Umar, Denpasar, Bali belum merasakan peningkatan pembelian.

Rajab, salah seorang penjual buah di jalan Tengku Umar Barat, Denpasar.-Foto: Sultan Anshori.

Para pedagang justru merasakan kondisi yang berbeda jika dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu. Bahkan pedagang menyebut penurunan permintaan yang dirasakan sampai 30 persen. “Ini yang saya rasakan sebagai pedagang buah kecil. Kalau yang pedagang besar saya kurang paham,” ucap salah satu pedagang buah di jalan Tengku Umar Barat, Denpasar. Rajab, Selasa (14/5/2019).

Penyebab penurunan omzet penjualan dikarenakan, konsumen masih enggan berbelanja karena ada dua faktor. Selain karena bersiap untuk belanja hari raya Idul Fitri, puasa kali ini bersamaan dengan momentum kenaikan kelas. “Jadi masyarakat benar-benar mengirit uang belanja. Termasuk untuk membeli buah-buahan ini,” Imbuh pria asal Flores, Nusa Tenggara Timur tersebut.

Rajab memprediksi, penurunan konsumsi buah di masyarakat karena faktor ekonomi nasional. Masyarakat enggan membeli barang-barang yang dianggap tidak menjadi kebutuhan utama. Namun, diprediksi akan terjadi peningkatan penjualan mulai H-3 lebaran.

Pedagang buah di Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar, seperto Rajab menjual buah lokal Bali, seperti manggis Buleleng, jeruk dan salak Karangasem, semangka dari Kabupaten Jembrana, pepaya dari Kabupaten Klungkung dan Bangli. “Saya berharap kondisi ini cepat berlalu, dan pembeli juga kembali ramai,” harapnya.

Nur Hamidah, salah seorang pembeli menyebut, terpaksa membeli buah-buahan meskipun di tengah kondisi ekonomi yang disebutnya berat. Pembelian buah dilakukan tidak serta-merta, atau secukupnya saja.

Lihat juga...