Ramadan, Omzet Perajin Peci di Yogya Meningkat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Bulan Ramadan kali ini seolah menjadi berkah tersendiri bagi Jardiyanto (44) warga Mantrijeron, Yogyakarta. Bagaimana tidak, selama bulan puasa, perajin peci motif batik khas Jogokaryan ini kebanjiran order setiap harinya.

Jika pada bulan-bulan biasa ia mengaku hanya mampu menjual sekitar 20-25 peci dalam sehari, namun selama bulan puasa, penjualannya meningkat hingga 100 persen lebih. Yakni hingga mampu menjual 50 lebih peci batik setiap harinya.

“Kalau hari-hari biasa selain bulan Ramadan itu paling omzet kita hanya Rp 15 juta per minggu. Namun saat bulan puasa atau Ramadan seperti sekarang ini omzet bisa meningkat sampai Rp25 juta per minggu,” ujarnya kepada Cendana News, Selasa (14/5/2019).

Peningkatan penjualan peci motif batik milik Jardi sendiri sudah terjadi sejak menjelang bulan puasa lalu. Banyak pesanan berdatangan, baik itu secara online maupun offline melalui sejumlah show room miliknya.

“Sebenarnya pesanan lewat online itu terus ada setiap hari. Bahkan kalau dihitung bisa sampai 100 per hari. Tapi karena keterbatasan produksi saat ini kita belum bisa penuhi,” ujarnya.

Jardi sendiri mulai merintis bisnis pecinya sejak tahun 2015 lalu. Secara kreatif ia mampu membuat produk kerajinan peci unik yang lain dari biasanya.

Berupa peci dengan motif kain batik. Peci motif batik semacam ini memang belum ada sebelumnya, sehingga langsung digemari masyarakat khususnya kaum muslim.

Dijual dengan harga Rp120 ribu per biji, Jardi sendiri membuat 2 jenis peci motif batik. Yakni peci batik biasa serta peci jenis udeng. Untuk motif batik sendiri bervariasi, mulai dari motif batik truntum, parang tritik, poleng hingga motif batik PKS hasil kreasinya sendiri.

Lihat juga...