Tantangan Industri Seni Lukis di Maumere
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Menjadi seorang pelukis di tengah tantangan perkembangan dunia teknologi fotografi dan printing yang kian pesat, tentunya membutuhkan sebuah ketabahan. Sebuah kerja keras di tengah beratnya persaingan karya lukis dengan karya foto dan printing.
Tantangan ini pun dirasakan Mikael Rikardus Sengi, seorang anak muda yang menekuni dunia seni lukis yang berdomisili di kelurahan Kota Uneng kota Maumere, kabupaten Sikka.
“Berkembangnya tekonologi foto dan printing juga menjadi saingan para pelukis tetapi tetap masih banyak peluang di bidang seni lukis. Semua tergantung kepada seniman sendiri untuk selalu berkarya dan menghasilkan lukisan-lukisan terbaru,” sebut Richo sapaannya, Selasa (28/5/2019).
Menurut Richo, semua itu butuh banyak relasi, jaringan pertemanan. Terus seorang seniman juga harus banyak melakukan kegiatan sosial yang sangat mendukung dirinya dalam berkarya.
Seni lukis di kabupaten Sikka dan NTT sendiri sebutnya, sudah berkembang pesat. Tapi terkadang beberapa seniman tidak bisa bertahan hidup dengan seni karena mungkin tidak begitu fokus dalam dunia seni lukis, juga minimnya jaringan.
“Terkadang juga seniman suka egois karena mempertahankan bahwa karena karya seni mahal sementara apresiasi terhadap karya seni lukis sendiri masih kurang. Tapi dunia seni lukis di Sikka maupun di NTT sendiri sudah berkembang seperti masuknya aliran-aliran baru,” tuturnya.
Lukisan mural juga sebut pria kelahiran Maumere 10 Desember 1989 ini, baru masuk di kabupaten Sikka tahun 2013. Tapi sebenarnya dunia lukis itu tergantung kreativitas, jaringan dan tanggungjawab kerja. Kepercayaan itu harus dijaga.