Geliat Koperasi Syariah di Kota Padang Panjang
PADANG PANJANG — Kota Padang Panjang mungkin adalah daerah administrasi paling kecil di Sumatera Barat, dengan luas 23 kilometer persegi terbagi atas dua kecamatan saja. Namun julukannya tidak main-main, Kota Serambi Makkah.
Sebagai daerah yang menyandang julukan luar biasa itu, Padang Panjang memang tumbuh sebagai kota yang kental dengan religi. Dua perguruan ternama berbasis Islam menjadi akar pendidikan di kota ini yaitu Sumatera Thawalib dan Diniyyah putri.
Sumatera Thawalib adalah sekolah Islam modern pertama di Indonesia. Lembaga pendidikan ini didirikan 15 Januari 1919 dari hasil pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib (Padang Panjang) dengan pelajar Parabek.
Kehadirannya dibidani ulama reformis dan moderat Minangkabau di antaranya Haji Abdul Karim Amrullah (Inyiak Rasul), Haji Abdullah Ahmad, dan Zainuddin Labay el Yunisy.
Sementara Diniyah putri adalah pondok modern khusus putri yang didirikan oleh Rahmah el Yunusiyyah yang juga adik dari Zainuddin Labay el Yunisy pada 1 November 1923.
Tidak hanya dari Padang Panjang dan Sumbar saja, pada masa jayanya santri dua lembaga pendidikan ini datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk sejumlah negara jiran seperti Malaysia hingga Thailand.
Nafas Islam itu juga menjadi dasar visi dan misi kepala daerah hingga saat ini (2018-2023) yang dijabat oleh Wali Kota termuda di Sumatera Barat Fadly Amran Asrul.
Salah satunya visi dan misinya adalah mempercepat pengembangan koperasi syariah sebagai sebuah lembaga keuangan yang menggabungkan prinsip koperasi untuk menyejahterakan anggota dengan sistem syariah berbasis agama Islam.