Harga Ayam di Lampung Selatan Masih Tinggi

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Harga ayam pedaging, di Lampung Selatan  tidak terpengaruh anjloknya ayam pedaging di Jawa.

Suminah, pedagang daging ayam di pasar Pasuruan, Kecamatan Penengahan menyebut, harga masih bertahan tinggi. Harga perekor ayam, dengan berat 2,5 kilogram dalam kondisi utuh di pasar tradisional dijual seharga Rp50.000.

Dengan harga tersebut, perkilogram ayam dihargai Rp25.000. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan sebelum lebaran yang mencapai Rp70.000 perkilogram. Meski terjadi penurunan dibanding sebelum Idul Fitri, harga daging ayam disebutnya saat ini masih lebih baik dibandingkan dengan di Jawa. Ayam hidup di Lampung Selatan, dipasok dari peternakan yang ada di wilayah Kecamatan Natar dan Tanjung Bintang.

Tingginya harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional dimungkinkan karena permintaan yang tinggi. Dalam sehari, Suminah bisa menjual 30 hingga 50 ekor ayam. “Permintaan yang tinggi membuat pedagang masih memasang harga cukup tinggi, meski di wilayah lain harga daging ayam sedang anjlok, di Lamsel tidak terpengaruh,” ungkap Suminah kepada Cendana News, Jumat (28/6/2019).

Suminah menyebut, musim hajatan mendorong permintaan daging ayam meningkat. Satu acara hajatan, disebutnya bisa membutuhkan 80 hingga 100 ekor ayam. Menu olahan daging ayam, masih menjadi alternatif karena mahalnya harga daging sapi.

Triono,salah satu pedagang ayam pedaging di Desa Kelaten Kecamatan Penengahan menyiapkan pesanan pelanggan – Foto Henk Widi

Peternak ayam pedaging di Desa Kelaten, Triono, tidak menampik harga ayam di Jawa anjlok. Namun dipastikannya, harga daging ayam di tingkat pengepul dan peternak yang ada di Lampung Selatan masih tinggi. Anjloknya harga ayam di Jawa membuat Dia memilih tidak menjual ayam dan menjadi stok di kandang.

Lihat juga...