Indonesia Belum Perlu Terapkan Wajib Militer

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat diwawancarai awak media sebelum mengikuti rapat tertutup dengan Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2019) - Foto Ant

JAKARTA – Pemerintah Indonesia belum perlu menerapkan wajib militer, karena Indonesia tidak sedang atau akan berperang.

“Kita kan, belum mau perang. Mindset (cara berpikir) Pancasila dulu yang disiapkan,” kata Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, usai mengikuti rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Menurut Ryamizard, saat ini yang paling penting adalah menanamkan ideologi Pancasila kepada masyarakat. Kegiatannya dapat dilakukan melalui program bela negara.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu menyebut, Pancasila merupakan simbol yang mempersatukan bangsa dan negara. Pancasila, juga menjadi benteng agar masyarakat tidak terpengaruh dengan paham lain yang tidak sesuai dengan Indonesia. “Bagaimana mindset kita ini, tidak diubah oleh khilafah, mendirikan negara Islam. Tetap Pancasila. Itu paling penting. Kalau kita wajib militer, tapi ini kepala tidak diisi, berubah, itu yang bahaya,” tandasnya.

Ryamizard meminta, bagi siapa pun yang tidak menginginkan Pancasila untuk keluar dari Indonesia. “Yang tidak suka Pancasila, saya bilang dari dulu, keluar dari negara, jangan indekos terus,” tandasnya.

Wacana wajib militer kembali mengemuka, setelah sebelumnya anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Agung Firman Sampurna, mengusulkan program tersebut. Usulan itu disampaikan, usai menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) laporan keuangan Kemhan tahun 2018, oleh BPK di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin (17/6/2019). “Jadi kami mengusulkan agar kita mulai menerapkan wajib militer sebagaimana semua negara maju yang ada di dunia,” tandasnya.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat memberikan keterangan pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (19/6/2019) – Foto Ant
Lihat juga...