Integrasi eLira-Simponi Persingkat Waktu Layanan Administrasi PTLR
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Terintegrasinya sistem eLira dengan Simponi, berhasil mengurangi waktu pelayanan administratif secara signifikan. Setelah dilakukan uji akseptasi, sistem ini siap untuk dipergunakan para pengguna layanan pengolahan limbah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN).
Kepala PTLR, Husen Zamroni, mengungkapkan pada uji akseptasi yang dilakukan pada Juni 2019, tercatat ada penurunan masa pengurusan administrasi, dari 30 hari menjadi kurang lebih tiga jam.
“Semua dilakukan secara online. Hanya sistem saja. Dan, ini memberikan kenyamanan bagi nasabah. Rencananya, hari ini sudah bisa dipergunakan,” kata Husen, di Gedung 50 PTLR Puspiptek Serpong, Selasa (18/6/2019).
Menurutnya, sistem eLira sebenarnya sudah diberlakukan sejak 2017. Hanya saat itu, sistemnya masih terpisah dengan sistem Simponi yang dimiliki oleh Kementerian Keuangan dan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
“Pengembangan sistem ini mulai dilakukan pada awal 2019, dan akhirnya kita uji akseptasi dan lulus,” ujar Husen.
Peningkatan sistem ini, menurut Husen, merupakan upaya menjadikan pelayanan PTLR lebih efisien dan efektif.
“Selain peningkatan pelayanan, pengembangan ini dilakukan karena makin banyak pengguna layanan eLira. Tercatat PNBP dari PTLR pada 2017 adalah Rp450 juta, dan pada 2018 juga sekitar jumlah itu. Tapi pada tahun ini, per awal Juni, tercatat sudah mencapai Rp1,3 miliar,” ucapnya.
Dengan terintegrasinya eLira dengan Simponi, Husen memastikan proses pembayaran yang dilakukan pelanggan melalui eLIRA secara otomatis masuk ke kas negara, tanpa harus melakukan login ke aplikasi Simponi. Hal ini menunjukkan proses administrasi pengolahan limbah yang dilakukan PTLR makin cepat dan transparan.