Masuki Musim Kemarau, Kasus DBD di Gunung Kidul Meningkat

Kepala Dinkes Gunung Kidul dr Dewi Irawati, M.Kes. Foto: Antara

GUNUNG KIDUL — Dinas Kesehatan (Dinkes) menyatakan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kenaikan memasuki musim kemarau 2019 ini.

Kepala Dinkes Gunung Kidul, dr Dewi Irawati, M.Kes, mengatakan pihaknya mencatat bahwa hingga akhir Mei 2019 masih dilaporkan kasus DBD jumlahnya meningkat dua kali lipat dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Di 2018 hanya ada 124 kasus. Pada 2019, sampai dengan 31 Mei ada sebanyak 308 kasus DBD, satu di antaranya meninggal dunia,” katanya di Gunung Kidul, Rabu (19/6/2019).

Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar menguras tempat penampunan air, mengubur barang bekas, menutup penampungan air, dan memantau lingkungan.

“Kepedulian masyarakat yang meningkat dan saling mengingatkan untuk menjaga lingkungan, harus ditingkatkan,” kata Dewi Irawati.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan biasanya kasus DBD tinggi paea musim hujan berkaitan. Namun memasuki musim kemarau seperti sekarang, justru terjadi lonjakan kasus gigitan nyamuk aedes aegypti di empat wilayah kecamatan.

“Kasus DBD tahun ini tidak biasa, karena pada saat musim kemarau justru mengalami peningkatan kasus. Sebaran wilayah endemik DBD juga mengalami perubahan,” katanya.

Ia mengatakan puncak akumulasi kasus pada Februari 2019 ada di Kecamatan Karangmojo. Kemudian Maret Kecamatan Ponjong, kemudian April dan Mei di Kecamatan Wonosari.

“Untuk Kecamatan Wonosari sendiri, endemis,mengalami pergeseran dari sektor tengah ke utara dan selatan. Di Kecamatan Wonosari tertinggi yakni dengan 70 kasus DBD,” katanya.

Lihat juga...