Pentingnya Edukasi pada Tindakan Sirkumsisi

Editor: Mahadeva

Praktisi sunat dr. Encep Wahyudan – Foto Ranny Supusepa

JAKARTA – Sunat, harus menjadi momentum bahagia dan penuh kenangan bagi pelakunya. Bahkan dalam beberapa budaya, sunat merupakan penanda masa peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa.

Tanpa edukasi yang tepat, momen yang harusnya membanggakan tersebut, bisa menjadi momen menakutkan bagi anak-anak. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan suatu skema tindakan yang tepat, dan juga diperlukan pemberian motivasi yang tepat.

Praktisi Medis Sunat, dr. Encep Wahyudan, menyebut, banyak kasus terjadi, anak-anak menjadi tidak nyaman saat menerima tindakan sunat. Bahkan, tidak sedikit yang menjadi trauma, karena situasi yang menurutnya sebenarnya tidak menyakitkan.

“Banyak kasus, karena kurangnya edukasi orang tua maupun praktisi medis, yang menyebabkan anak menjadi urung sunat. Ini-lah yang kita coba untuk hilangkan, dengan menggunakan metode yang tepat. Yaitu dengan edukasi pada orang tua dan anak,” kata dr. Encep, Rabu (19/6/2019).

Peran orang tua dalam edukasi sunat sangat penting. Utamanya untuk memotivasi anak agar menjalankan sunat dengan kemauan sendiri. “Sebelum memotivasi anak dengan cara yang positif, orang tua tentunya harus mencari tempat sunat yang sesuai. Artinya, sesuai secara teknologi dan juga nyaman bagi anak,” ucapnya.

Orang tua harus memperkenalkan sunat dan menjelaskan secara jujur, apa yang akan terjadi saat tindakan sunat dilakukan. Dan sebaiknya, orang tua sudah berkonsultasi terlebih dahulu dengan tim medis, sebelum mengarahkan anaknya untuk menjalani sunat.

“Saat anak berumur 2-3 tahun, sebenarnya orang tua sudah mulai dapat menjelaskan tentang tindakan sunat ini kepada anak laki-laki mereka. Tentunya, seorang bapak akan sangat tepat melaksanakan ini. Karena mereka yang sudah pernah mengalami,” kata dr. Encep lebih lanjut.

Lihat juga...