Tempati Bangunan Baru, Omzet Pedagang Pasar Bendungan Turun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Memang hampir semua pedagang yang ditempatkan di lantai atas mengalami penurunan omzet. Jika biasanya sehari dapat Rp1 juta, sekarang paling pol hanya Rp500 ribu. Karena itu banyak pedagang yang pindah berjualan di lantai satu meski harus berjualan di pinggir-pinggir jalan,” katanya, Minggu.
Pembagian lapak bagi ratusan pedagang sendiri dikatakan Jumilah dilakukan berdasarkan kepemilikan resmi lapak di pasar sebelumnya. Pedagang yang memiliki sertifikat lapak resmi diberikan tempat atau lapak baru di lantai satu.
Sementara pedagang yang dulu berjualan dengan cara menyewa lapak milik pedagang lain, maupun berjualan di pinggir-pinggir jalan diberikan tempat di lantai dua.
“Kesepakatannya lantai satu awalnya itu diperuntukkan untuk para pedagang yang berjualan sembako, sayur-sayuran, daging, ikan, dan sebagainya. Sedangkan lantai dua untuk jualan makanan kering dan lain-lain. Tapi kenyataannya banyak pedagang makanan kering justru jualan di lantai satu. Akibatnya, semakin sedikit pengunjung yang malas berbelanja di lantai dua,” katanya.
Jumilah dan pedagang lainnya pun berharap agar pihak terkait dapat mengatur kembali dan menertibkan penempatan para pedagang pasar, agar tidak semrawut. Ia juga berharap disusun sebuah kebijakan baru agar lapak-lapak di lantai atas pasar bisa semakin ramai, sehingga tidak merugikan pedagang.
“Sebenarnya baik pihak koordinator paguyuban pedagang pasar, lurah pasar maupun keamanan pasar sudah meminta para pedagang agar kembali berjualan di lapak mereka yang ada di lantai atas. Tapi banyak pedagang yang tetap ngeyel ingin berjualan di lantai bawah,” ungkapnya.