Watu Krus Jejak Portugis di Nian Sikka

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Kedatangan bangsa Portugis ke Nian Tana Sikka sampai sekarang jejaknya masih terlihat. Di kecamatan Bola, ada beberapa warisan Portugis yang masih dijaga di antaranya Watu Krus dan sumur tua Baluk. Kedua jejak sejarah ini pun letaknya berdekatan.

“Dulu bangsa Portugis datang ke Bola, datang ke Konga dan mendirikan gereja Katolik terus ke pesisir pantai selatan. Mereka mendarat di Doreng tetapi karena banyak nyamuk mereka terus berlayar hingga ke pantai Bola,” sebut Maria Adolorata, warga Bola, Minggu (16/6/2019).

Maria Adolorata warga Bola kabupaten Sikka. Foto: Ebed de Rosary

Dikatakan Maria, bangsa Portugis sempat turun di pantai Doreng sehingga memberi nama daerah tersebut Doren. Namanya terus terbawa sampai sekarang hingga berubah menjadi Doreng.

Dulu masyarakat di Bola, kata Ina Dolo, sapaannya, menetap di pegunungan dan membuat kampung kecil (Kloang bahasa Sikka). Kampung-kampung ini biasanya berada di ladang atau kebun masyarakat.

“Bangsa Portugis datang tahun 1600-an mereka melepas sauh di pantai Bola. Mereka melihat bahwa pantainya bagus dan berada di teluk sehingga mereka pun turun dari kapal,” terangnya.

Saat itu lanjut Maria, ada seorang kampung bernama Moan Baluk sedang mencari ikan di pantai saat air surut. Mereka menanyakan apakah di tempat tersebut ada mata air?

Moan Baluk katakan, tidak ada air sumur. Masyarakat hanya minum air hujan atau kalau kemarau minum air dari batang pisang dan pohon Ara. Bangsa Portugis pun kembali ke Konga dan berpesan besok akan kembali lagi dengan jumlah orang yang banyak. Mereka ingin mencari sumber mata air dan membuat sumur.

Lihat juga...