Ada Konflik Bersenjata, Ribuan Pelajar di Nduga Tidak Sekolah

Ilustrasi - Warga Papua - Dok CDN

WAMENA – Sebanyak 3.397 pelajar SD, SMP dan SMA di Nduga mengungsi dan tidak bersekolah, karena konflik yang terjadi di daerah tersebut.

“Kondisi pendidikan saat ini, 17 SD tidak beroperasi, empat SMP dan satu SMA, juga tidak beroperasi” kata Sekda Kabupaten Nduga, Namia Gwijangge, pada rapat kerja penyaluran bantuan konflik Nduga di Wamena, Papua, Senin (29/7/2019).

Jumlah siswa yang tidak bersekolah ada 3.108 siswa SD, 253 siswa SMP dan 36 siswa SMA. Jumlah tersebut belum menghitung keberadaan guru yang ketakutan sehingga tidak bisa mengajar. Selama ini, mereka bersekolah di sekolah darurat, namun kondisinya sudah tidak layak.

Solusi yang dibutuhkan adalah, mereka bisa bersekolah di sekolah yang ada di daerah tempat mereka mengungsi. “Misalnya mereka sekolah pada siang hari, bergantian dengan siswa yang sekolah pagi, begitu juga dengan gurunya tetap mengajar para siswa,” kata Namia.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, mengatakan, anak-anak tersebut harus segera kembali ke sekolah. “Jangan sampai pendidikan mereka terhambat,” kata Harry Hikmat.

Sekda Jayawijaya, Yohanes Walilo, mengatakan, sekolah di daerahnya siap menerima anak-anak pengungsi korban konflik untuk belajar. Sebelumnya, Sekda Kabupaten Nduga, Namia Gwijangge, menyebut, ada 39 ribu warga yang mengungsi akibat konflik senjata antara aparat TNI polri dengan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egainus Kogoya.

Konflik terjadi di Distrik Yal Kabupaten Nduga pada 26 Februari 2019. Warga tersebut berasal dari 11 distrik di Kabupaten Nduga. Akibat konflik tersebut, saat ini tujuh distrik kosong ditinggalkan warganya mengungsi. (Ant)

Lihat juga...