Digitalisasi untuk Pengembangan Industri Perbankan di Bali
Editor: Mahadeva
DENPASAR – Pembangunan perekonomian di Bali menurut akan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Lompatan Teknologi Informasi (TI), komunikasi dan digitalisasi, akan berdampak pada sistem keamanan dan kebiasaan hidup masyarakat.
Hal tersebut akan menggeser secara alami semua aspek kehidupan, terutama perekonomian. “Untuk itu, dunia perbankan harus menghadapi hal tersebut dengan mengembangkan dan memperkuat inovasi digital, sehingga dapat menghadapi tingginya ekspektasi konsumen yang semakin hari semakin berkembang,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, Jumat (19/7/2019) siang.
Dewa Indra menyebut, semua perbankan yang ada di dunia saat ini mengalami disruption, karena arus teknologi baru tersebut. Hal itu, memaksa sektor perbankan tradisional, untuk mengevaluasi dan berinvestasi dalam inovasi digital.
Perubahan tersebut diharapkan mampu mendobrak anggapan klasik, bahwa perbankan adalah industri yang kaku karena terbentur system dan regulasi yang ketat. Sementara, pangsa pasar saat ini sudah didominasi oleh generasi milenial, yang menempatkan teknologi menjadi salah satu faktor memilih jasa maupun produk yang akan digunakan. Untuk itu, penting bagi perbankan untuk menyediakan layanan yang berorientasi pada konsumen.
Dewa Indra menyebut, Pemprov Bali melalui visi Nangun Sat Kerti Loka Bali, telah menargetkan Bali menjadi smart island. Upayanya melalui program pengembangan smart goverment dan smart business dengan berlandaskan pada kearifan. “Saya berharap, pelaku usaha dapat berkontribusi dan berperan di era digital ini. Namun tentunya juga memerlukan dukungan dari dunia pendidikan maupun akademisi,” tegas mantan Kepala Pelaksana BPBD Bali tersebut.